Senjata angin pertama adalah sumpit (lung powered blowguns) yang telah ada paling tidak sejak 125 Masehi, atau bahkan mungkin ratusan atau ribuan tahun sebelumnya.
Belum
ada yang bisa memastikan kapan senjata angin mekanis pertama kali
ditemukan. Senjata angin mekanis tertua (tahun 1580 M) terdapat di
musium Livrustkamar, Stockholm (Swedia). Senapan angin ini menggunakan
pegas (per) sebagai sumber energinya. Mulai abad ke 17 M mulai muncul
senjata angin yang menggunakan tabung udara (pneumatic),
salahsatunya adalah senapan experimental untuk raja Perancis Henry IV,
dan yang paling terkenal adalah Senapan Angin Militer Girandoni (abad ke
18 M), yang dapat menembakkan 22 peluru dalam 1 menit, jauh lebih cepat
jika dibandingkan dengan senjata api muzzleloading
saat itu. Kelebihan lainnya dibanding senjata api waktu itu adalah
dapat ditembakkan pada cuaca basah atau hujan, suara tembakan lebih
pelan dengan kaliber yang sama dengan senjata api, tidak berasap, dan
tidak menghasilkan kilatan cahaya sehingga posisi penembak tidak mudah
diketahui. Namun karena keterbatasan teknologi pada jaman itu
mengakibatkan mahalnya biaya pembuatan senjata angin, dan
masalah-masalah seperti kebocoran katup, tabung yang pecah sering
terjadi, ditambah lagi rumitnya mekanisme membuat para tentara harus
mendapatkan pelatihan yang lebih lama untuk bisa menggunakan dan
memeliharanya. Oleh karena itu senapan angin tidak bisa menggantikan
senapan muzzleloading
sepenuhnya. Militer Perancis, Austria dan beberapa negara lainnya
memiliki detasemen khusus sniper yang menggunakan senapan angin.
Senapan
angin saat itu menggunakan pompa untuk mengisi tabung udara, diperlukan
ratusan hingga ribuan kali pompa untuk bisa menghasilkan velocity
600-1.000 fps dengan proyektil kaliber .30 - .51 Inch. Pada senapan
angin Girandoni dikatakan bisa menembus papan 1 inch pada jarak 100
langkah, hampir menyamai peluru pistol modern kaliber 9mm atau .45.
Pada
abad ke 19 M penggunaan senapan angin yang berperan pada sejarah
Amerika adalah senapan angin yang dibawa oleh Captain Meriwether Lewis
dalam ekspedisi Lewis and Clark (1803-06).
Sekitar tahun 1820 seorang
penemu Jepang bernama Kunimoto Ikkansai mengembangkan berbagai metode
pembuatan senjata termasuk senjata angin berdasarkan rangaku (pembelajaran ilmu pengetahuan barat) dari Belanda di Dejima.
Mulai
awal abad ke 20 M teknologi yang digunakan dalam pembuatan senjata
angin mulai mengalami peningkatan yang cukup menarik, di Amerika senjata
angin pegas (per) berkekuatan tinggi termasuk dalam senjata mahal dan
populer. Sedangkan di Eropa senjata angin pneumatic mengalami
peningkatan level terutama dalam hal tabung udara, serta
diperkenalkannya senapan angin CO2 pertama. Namun perkembangan teknologi
juga terjadi di bidang senjata api, penemuan dan penggunaan smokeless
powder tetap menjadikan senjata api sebagai senjata yang lebih kuat.
Sumber: Wikipedia, Robert Beeman
No comments:
Post a Comment
Tentunya kami selalu mencoba membuat blog ini menjadi sempurna namun tiada yang sempurna hanya tuhanlah yang sempurna jadi berilah kami sara maupun kritik agar blog ini dapat mendekati sempurna!